MIM, JAWA TENGAH, 24 OKTOBER 2024
MPASI: 7 Rekomendasi WHO untuk Memberikan Nutrisi Optimal pada Si Kecil
Bagi banyak orang tua, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah pengalaman yang menyenangkan namun sekaligus menantang. Ayah dan bunda tentu ingin memberikan menu terbaik bagi si kecil, baik dari segi gizi, rasa, maupun penyajiannya. Untuk itu, mengikuti rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bisa menjadi panduan berharga.
1. Lanjutkan Pemberian ASI
Inti dari MPASI adalah ASI. WHO merekomendasikan agar ASI tetap diberikan hingga anak berusia dua tahun atau lebih, untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi yang optimal selama dua tahun pertama kehidupan anak.
2. Pilihan Susu yang Tepat
Bayi berusia 6-11 bulan yang mengonsumsi susu selain ASI dapat diberikan susu formula atau susu hewani. Namun, saat mencapai usia 12-23 bulan, hanya susu hewani yang dianjurkan, sedangkan susu formula lanjutan sebaiknya dihindari.
3. Perkenalan MPASI pada Waktu yang Tepat
MPASI sebaiknya dikenalkan saat bayi berusia enam bulan. Penundaan dalam pemberian MPASI bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Variasi Makanan Penting
Bayi berusia 6-23 bulan perlu menerima MPASI yang beragam. Sumber energi dan nutrisi yang dianjurkan meliputi makanan hewani seperti daging, ikan, atau telur setiap hari, serta buah dan sayuran segar. Kacang-kacangan juga harus sering diberikan, terutama jika sumber protein hewani terbatas.
5. Hindari Makanan Tidak Sehat
Penting untuk menghindari makanan dan minuman yang mengandung gula, garam, dan lemak trans. Konsumsi makanan ini dapat menyebabkan kekurangan gizi dan masalah berat badan, serta membentuk kebiasaan makan yang tidak sehat di masa depan.
6. Pertimbangkan Suplementasi
Jika kebutuhan gizi bayi sulit dipenuhi melalui makanan yang tidak difortifikasi, bayi berusia 6-23 bulan dapat diberikan suplemen atau produk makanan yang difortifikasi. Makanan berbasis biji-bijian yang difortifikasi terbukti meningkatkan status zat besi dan mendukung perkembangan mental serta motorik.
7. Praktik Makan yang Responsif
Akhirnya, penting untuk memberi makan anak secara responsif. Praktik ini mendorong anak untuk makan secara mandiri, merespons kebutuhan fisik dan perkembangan, serta membantu anak mengembangkan kontrol diri saat makan. Ini juga mendukung perkembangan kognitif dan emosional.
Dengan mengikuti tujuh rekomendasi dari WHO ini, orang tua dapat memastikan si kecil mendapatkan gizi yang optimal dan membangun kebiasaan makan yang sehat sejak dini.
alya-red