MIM, Jakarta 08 Agustus 2024
mediaindonesia.com dilansir dari detik.com // Jakarta – Seorang ibu berinisial TY (35) ditangkap polisi setelah membanting anaknya yang berusia 1 tahun hingga tewas di Jagakarsa, Jakarta Selatan. TY tiba-tiba membanting anaknya sendiri saat sedang ngobrol bersama keluarganya.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu, 4 Agustus 2024. Korban meninggal dunia sehari setelah dirawat di rumah sakit, tepatnya pada Senin, 5 Agustus 2024.
“Memang pada saat kejadian, jadi itu saksi eyang korban, jadi ibu mertua dari pelaku, bersama dengan 3 orang saksi inisial D, A, dan AN itu lagi ngobrol di depan teras,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro saat dihubungi, Kamis (8/8/2024).
Tiba-tiba Banting Anak
TY saat itu di dalam rumah kemudian mengangkat anaknya. Keluarga yang berada di teras tak sempat mencegahnya lantaran TY keburu membanting anaknya. “Pada saat kejadian, pelaku ada di dalam mengangkat si anak dan pas terlihat itu sudah dibanting anak tersebut ke ubin,” jelasnya.
Korban Meninggal Dunia
Saat itu, keluarga melihat korban dalam kondisi kepala terbentur mengalami benjol. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit (RS) dan dinyatakan meninggal dunia pada Senin (5/8).
“Yang bersangkutan jatuh, setelah itu mereka masuk ke dalam melihat korban dalam artian kepalanya korban yang terbentur mengalami benjol. selanjutnya dibawa ke RS. Yang bersangkutan meninggal dunia di hari Senin, jadi satu hari dirawat di sana,” tuturnya.
Bintoro mengatakan pihaknya masih menunggu hasil visum. Pihak kepolisian terkendala lantaran keluarga menolak autopsi.
“Saat ini keterangan dokter belum ada, kita masih mintakan hasil visum yang bersangkutan. Cuman kendala kami dari pihak keluarga, pelapor eyangnya dan keluarga yang lain keberatan untuk dilakukan autopsi,” jelasnya.
Pihak kepolisian masih belum bisa memastikan penyebab kematian korban. Namun korban mengalami kekerasan fisik berupa penganiayaan yang dilakukan TY dengan cara membanting korban ke lantai.
“Jadi untuk penyebab meninggalnya belum dipastikan. Intinya yang bersangkutan mengalami kekerasan fisik berupa penganiayaan dengan cara membanting si anak korban ini ke lantai atau yang orang bilang ke ubin lantai,” jelasnya.
“Jadi kena kepalanya sehingga kepalanya mengalami gegar otak jadi itu yang kami dapatkan informasi dari dokter. Hanya untuk penyebab kematiannya kami belum bisa memastikan karena dari pihak keluarga korban keberatan untuk dilaksanakan autopsi,” tambahnya. (Red : Riko)