Permohonan Maaf Jamaah Islamiyah Ke Negara dan Publik

- Jurnalis

Tuesday, 17 September 2024 - 09:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MIM, JAWA TENGAH, 17 SEPTEMBER 2024

Jamaah Islamiyah (JI) organisasi teroris yang telah membubarkan diri, meminta maaf kepada negara dan korban atas serangkaian aksi teror yang mereka lakukan.

Permohonan maaf tersebut disampaikan oleh pendiri JI, Abu Rusydan, dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.com, Senin (16/9/2024).

Sejumlah aksi teror yang dilakukan JI antara lain Bom Malam Natal (2000), Bom Bali I (2002), Bom Bali II (2005), Bom JW Marriott (2003), Bom Kedutaan Australia (2004), mutilasi tiga siswi SMA di Poso (2005), dan Bom JW Marriott-Ritz Carlton (2009).

Pendiri JI Abu Rusydan mengakui bahwa aksi-aksi teror tersebut justru menimbulkan kerusakan, bukan kemaslahatan (kebaikan). Oleh karena itu, dirinya mewakili JI meminta maaf kepada negara dan publik yang telah dirugikan akibat peristiwa tersebut.

Baca Juga : 

” Maka sekali lagi, saya sebagai pendiri Al Jamaah Islamiyah meminta maaf sebesar-besarnya kepada negara maupun kepada publik. Ini penting,” ujar Abu Rusydan.

Menurutnya, JI perlu meminta maaf karena aksi teror mereka membuat negara kewalahan dan merugikan banyak pihak. Kepada publik, JI juga meminta maaf karena banyak warga yang menjadi korban.

Walaupun kerugian-kerugian yang ada di publik sebagian sudah di-handle atau ditangani pemerintah oleh negara. Kami berterima kasih kepada negara, karena pada urusan-urusan yang urusannya urusan harta, dan lain-lain, diambil alih oleh negara,” tuturnya.

Akan Menemui Korban

Baca Juga :  Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh.

Abu Rusydan juga menyatakan bahwa JI berencana mencari para korban untuk meminta maaf secara langsung.

“Kami minta maaf sebesar-besarnya kepada publik supaya memaafkan kami dalam tingkah laku yang selama ini kita lakukan. Ini persoalan mendasar dan sangat penting,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, mantan pemimpin JI, Para Wijayanto, juga menyampaikan permintaan maaf. Pemimpin JI terlama ini mengaku JI menyadari bahwa aksi-aksi mereka salah

Sadar Perbuatan Mereka Salah

Wijayanto mengungkapkan, JI menyadari publik mencela aksi teror yang mereka lakukan. Bahkan, menurutnya, JI sendiri tidak bisa menemukan dasar syar’i dari tindakan-tindakan seperti pengeboman dan mutilasi yang mereka lakukan.

Dari Kompas. com

Berita Terkait

Jalan Tol Baru di Jawa Tengah Akan Hubungkan 3 Provinsi Sekaligus, Nilai Investasinya Capai Rp38,47 Triliun
Modus Perampasan Motor di Jatinegara, Pelaku Mengaku jadi Petugas Leasing dan Menuduh Korban Nunggak Cicilan
Ini Tujuan BRICS Percepat Peluncuran Mata Uang Digital Baru
Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Penemuan Mayat Perempuan Dalam Toren
Rococo: Keanggunan Arsitektur Prancis Sebelum Era Neoklasi
Topeng Emas Agamemnon: Misteri Kematian dan Penemuan di Liang Kubur
Kisah Srikandi Damkar Kota Bogor, Ketangguhan di Balik Api dan Bara
Eks Komisioner Komnas HAM Amiruddin Nantikan Program Menteri Pigai
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Friday, 25 October 2024 - 10:27 WIB

Jalan Tol Baru di Jawa Tengah Akan Hubungkan 3 Provinsi Sekaligus, Nilai Investasinya Capai Rp38,47 Triliun

Friday, 25 October 2024 - 10:25 WIB

Modus Perampasan Motor di Jatinegara, Pelaku Mengaku jadi Petugas Leasing dan Menuduh Korban Nunggak Cicilan

Friday, 25 October 2024 - 10:19 WIB

Ini Tujuan BRICS Percepat Peluncuran Mata Uang Digital Baru

Friday, 25 October 2024 - 09:58 WIB

Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Penemuan Mayat Perempuan Dalam Toren

Friday, 25 October 2024 - 09:37 WIB

Rococo: Keanggunan Arsitektur Prancis Sebelum Era Neoklasi

Berita Terbaru

Berita

Ini Tujuan BRICS Percepat Peluncuran Mata Uang Digital Baru

Friday, 25 Oct 2024 - 10:19 WIB

Desain

Rococo: Keanggunan Arsitektur Prancis Sebelum Era Neoklasi

Friday, 25 Oct 2024 - 09:37 WIB