MIM, JAWA TENGAH, 17 SEPTEMBER 2024
Jamaah Islamiyah (JI) organisasi teroris yang telah membubarkan diri, meminta maaf kepada negara dan korban atas serangkaian aksi teror yang mereka lakukan.
Permohonan maaf tersebut disampaikan oleh pendiri JI, Abu Rusydan, dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.com, Senin (16/9/2024).
Sejumlah aksi teror yang dilakukan JI antara lain Bom Malam Natal (2000), Bom Bali I (2002), Bom Bali II (2005), Bom JW Marriott (2003), Bom Kedutaan Australia (2004), mutilasi tiga siswi SMA di Poso (2005), dan Bom JW Marriott-Ritz Carlton (2009).
Pendiri JI Abu Rusydan mengakui bahwa aksi-aksi teror tersebut justru menimbulkan kerusakan, bukan kemaslahatan (kebaikan). Oleh karena itu, dirinya mewakili JI meminta maaf kepada negara dan publik yang telah dirugikan akibat peristiwa tersebut.
” Maka sekali lagi, saya sebagai pendiri Al Jamaah Islamiyah meminta maaf sebesar-besarnya kepada negara maupun kepada publik. Ini penting,” ujar Abu Rusydan.
Menurutnya, JI perlu meminta maaf karena aksi teror mereka membuat negara kewalahan dan merugikan banyak pihak. Kepada publik, JI juga meminta maaf karena banyak warga yang menjadi korban.
Walaupun kerugian-kerugian yang ada di publik sebagian sudah di-handle atau ditangani pemerintah oleh negara. Kami berterima kasih kepada negara, karena pada urusan-urusan yang urusannya urusan harta, dan lain-lain, diambil alih oleh negara,” tuturnya.
Akan Menemui Korban
Abu Rusydan juga menyatakan bahwa JI berencana mencari para korban untuk meminta maaf secara langsung.
“Kami minta maaf sebesar-besarnya kepada publik supaya memaafkan kami dalam tingkah laku yang selama ini kita lakukan. Ini persoalan mendasar dan sangat penting,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, mantan pemimpin JI, Para Wijayanto, juga menyampaikan permintaan maaf. Pemimpin JI terlama ini mengaku JI menyadari bahwa aksi-aksi mereka salah
Sadar Perbuatan Mereka Salah
Wijayanto mengungkapkan, JI menyadari publik mencela aksi teror yang mereka lakukan. Bahkan, menurutnya, JI sendiri tidak bisa menemukan dasar syar’i dari tindakan-tindakan seperti pengeboman dan mutilasi yang mereka lakukan.
Dari Kompas. com