MIM, JAWA TENGAH, 19 SEPTEMBER 2024
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat akan potensi kekeringan ekstrem di berbagai wilayah Indonesia pada musim kemarau 2024.
BMKG melaporkan bahwa saat ini, 64 persen dari total Zona Musim Indonesia telah memasuki musim kemarau, sementara 36 persen lainnya masih mengalami musim hujan.
Beberapa daerah yang terkena dampak musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, sebagian besar Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, sebagian besar pulau Jawa, Kalimantan Tengah, serta beberapa bagian Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Musim kemarau juga tercatat di sebagian besar Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, Gorontalo, serta beberapa wilayah di Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua Barat.
Berdasarkan pemutakhiran data pada 10 September 2024, terdapat 38 daerah di tujuh provinsi yang mengalami kurang hujan selama lebih dari dua bulan. Beberapa daerah dengan kekeringan ekstrem hingga awal September meliputi:
- Nusa Tenggara Timur (NTT): Kota Kupang (144 hari), Sumba Timur (141 hari), Sabu Raijua (128 hari), dan beberapa lainnya.
- Jawa Timur: Jember (139 hari), Kota Probolinggo (139 hari), Pasuruan (138 hari), dan sejumlah daerah lainnya.
- Nusa Tenggara Barat (NTB): Bima (137 hari), Lombok Timur (94 hari).
- Sulawesi Selatan: Barru, Pangkep, Takalar, dan Makassar (68 hari).
- DIY: Bantul (68 hari), Gunung Kidul (67 hari).
- Jawa Barat: Ciamis, Cirebon, Indramayu, dan beberapa daerah lainnya (semua 65-66 hari).
- Banten: Pandeglang (66 hari).
Dalam menghadapi potensi kekeringan ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk menghemat dan menggunakan air secara bijak. Sementara itu, bagi daerah yang masih mengalami musim hujan, BMKG menyarankan warga untuk memeriksa lingkungan sekitar agar dapat menampung dan mengalirkan air hujan dengan baik. dari KOMPAS.com