Pilot Susi Air Dibebaskan, Konflik Papua Membutuhkan Pendekatan yang Menghormati HAM

- Jurnalis

Monday, 23 September 2024 - 09:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MIM, JAWA TENGAH, 23 SEPTEMBER 2024

Pembebasan pilot maskapai Susi Air, Philip Mark Mehrtens, setelah 19 bulan ditawan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Papua menjadi titik penting dalam refleksi pendekatan pemerintah dalam menangani konflik di wilayah tersebut.

Ketua Pusat Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Julius Ibrani menyoroti masalah ini dari perspektif hak asasi manusia (HAM), dan menegaskan pentingnya pendekatan lebih menghormati kebebasan dan kemerdekaan bagi masyarakat Papua.

Julius menjelaskan problematika utama konflik di Papua berakar dari kegagalan dalam menghormati hak asasi manusia terkait dengan kemerdekaan.

Baca Juga :  Jelang Lebaran,Polsek Gubug Polres Grobogan Gelar Razia Makanan Kadaluarsa.

Menurut Julius, pengerahan ribuan pasukan, termasuk berbagai operasi militer, dinilai tidak memberikan solusi nyata bagi kebutuhan rakyat Papua yang ingin menyalurkan aspirasi.

“Pendekatan-pendekatan militerisasi, pendekatan-pendekatan represif tidak akan pernah menjadi jawaban bagi Papua,” ucap Julius.

Pendekatan represif ini, lanjut Julius, hanya menunjukkan ketidakberfungsian operasi militer dalam menyelesaikan masalah. Ia menegaskan, operasi militer dan segala bentuk represi tidak hanya tidak efektif, tetapi juga tidak bermakna, tanpa memberikan hasil yang berarti.

Hadi menegaskan pentingnya pembebasan tanpa tindakan represif. Pendekatan persuasif ini juga diapresiasi berbagai pihak karena berhasil menjaga keselamatan Philip tanpa perlu menambah korban jiwa.

Baca Juga :  Ida Fauziyah dan Abdul Halim Mundur, Jokowi Tunjuk Muhadjir & Airlangga Jadi Plt

Pembebasan pilot Susi Air sekaligus menjadi cerminan masalah di Papua tidak bisa diselesaikan hanya dengan kekuatan militer.

Julius menekankan, Papua membutuhkan pendekatan yang lebih menghormati hak asasi manusia, dengan mengakui aspirasi kebebasan dan kemerdekaan yang selama ini diperjuangkan kelompok-kelompok di wilayah tersebut.

Sampai saat ini, Papua masih menjadi daerah yang dipenuhi dengan berbagai konflik, termasuk tuntutan kemerdekaan yang terus disuarakan oleh OPM dan kelompok-kelompok lainnya.

Dari Kompas.com

Berita Terkait

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas
Polemik Angkutan Batu Bara, DPRD Paser Tetap Minta Utamakan Kepentingan Masyarakat
Kasus Suap Hakim PN Surabaya Berawal dari Kecurigaan Vonis Bebas Ronald Tannur
Ahmad Luthfi Angkat Suara soal Isu Benturan TNI-Polri di Pilgub Jateng
Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit
Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna Perdana Hari Ini
Sritex Menghadapi Tantangan Besar: Pengumuman Pailit Perusahaan Tekstil
Riset Microsoft: Ada 600 Juta Serangan Siber per Hari, Password Jadi Target Utama
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Thursday, 24 October 2024 - 17:37 WIB

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas

Thursday, 24 October 2024 - 13:58 WIB

Polemik Angkutan Batu Bara, DPRD Paser Tetap Minta Utamakan Kepentingan Masyarakat

Thursday, 24 October 2024 - 10:03 WIB

Kasus Suap Hakim PN Surabaya Berawal dari Kecurigaan Vonis Bebas Ronald Tannur

Thursday, 24 October 2024 - 10:00 WIB

Ahmad Luthfi Angkat Suara soal Isu Benturan TNI-Polri di Pilgub Jateng

Thursday, 24 October 2024 - 09:51 WIB

Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit

Berita Terbaru

Berita

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas

Thursday, 24 Oct 2024 - 17:37 WIB

Berita

Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit

Thursday, 24 Oct 2024 - 09:51 WIB