Timbunan Perak Ditemukan Dekat RI, Ternyata Tanda Petaka Besar

- Jurnalis

Thursday, 26 September 2024 - 09:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MIM, JAWA TENGAH, 26 SEPTEMBER 2024

Timbunan Perak di Dasar Laut China Selatan: Tanda Perubahan Iklim yang Mencolok

Penemuan timbunan perak di dekat Indonesia membawa dampak besar terkait perubahan iklim akibat pemanasan global. Lokasi timbunan tersebut ditemukan di dasar Laut China Selatan, berdasarkan riset dari Hefei University of Technology dan Guangdong Ocean University di China. Para peneliti melakukan analisis terhadap inti sedimen yang berusia 3.200 tahun dari kedalaman 1.878 meter, tepatnya di lepas pantai Vietnam.

Temuan ini mengungkap bahwa dasar laut mengalami perubahan signifikan, dengan peningkatan kandungan perak yang mulai terjadi sejak tahun 1850-an. Masa tersebut bertepatan dengan awal revolusi industri yang ditandai oleh lonjakan kadar CO2 di atmosfer. Para peneliti mengaitkan peningkatan kandungan perak ini dengan dampak pemanasan global yang dipicu oleh aktivitas manusia.

Baca Juga :  Polres Labusel Press Release Terkait Penangkapan Almarhum FAH Serta Hasil Autopsi Dokter Forensik

Menariknya, timbunan perak ini berbeda dari biasanya. Umumnya, bebatuan yang mengandung perak tidak terakumulasi dalam area sempit, melainkan tersebar. Namun, perak yang ditemukan diyakini berasal dari aktivitas industri, khususnya sisa-sisa proses pembuatan peralatan fotografi.

Lebih jauh, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan intensitas muson musim panas Asia Timur juga berkontribusi terhadap fenomena ini. Hujan deras dan angin kencang membawa nutrisi ke permukaan laut, mendorong mikroorganisme untuk lebih produktif dalam fotosintesis. Namun, di saat yang sama, mikroorganisme laut menyerap material perak dan logam lainnya. Saat mikroorganisme ini mati, mereka mengendap di dasar laut, mengakibatkan akumulasi perak.

Baca Juga : 

Temuan ini mengisyaratkan bahwa fenomena serupa mungkin terjadi di seluruh pantai di dunia. Penemuan ini bukan hanya sekadar informasi ilmiah, tetapi juga menjadi pengingat akan dampak besar dari pemanasan global yang harus segera diatasi. dari CNBCINDONESIA.com

Berita Terkait

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas
Polemik Angkutan Batu Bara, DPRD Paser Tetap Minta Utamakan Kepentingan Masyarakat
Kasus Suap Hakim PN Surabaya Berawal dari Kecurigaan Vonis Bebas Ronald Tannur
Ahmad Luthfi Angkat Suara soal Isu Benturan TNI-Polri di Pilgub Jateng
Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit
Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna Perdana Hari Ini
Sritex Menghadapi Tantangan Besar: Pengumuman Pailit Perusahaan Tekstil
Riset Microsoft: Ada 600 Juta Serangan Siber per Hari, Password Jadi Target Utama
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Thursday, 24 October 2024 - 17:37 WIB

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas

Thursday, 24 October 2024 - 13:58 WIB

Polemik Angkutan Batu Bara, DPRD Paser Tetap Minta Utamakan Kepentingan Masyarakat

Thursday, 24 October 2024 - 10:03 WIB

Kasus Suap Hakim PN Surabaya Berawal dari Kecurigaan Vonis Bebas Ronald Tannur

Thursday, 24 October 2024 - 10:00 WIB

Ahmad Luthfi Angkat Suara soal Isu Benturan TNI-Polri di Pilgub Jateng

Thursday, 24 October 2024 - 09:51 WIB

Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit

Berita Terbaru

Berita

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas

Thursday, 24 Oct 2024 - 17:37 WIB

Berita

Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit

Thursday, 24 Oct 2024 - 09:51 WIB