MIM, JAWA TENGAH, 4 OKTOBER 2024
Sumbu Filosofi Yogyakarta: Warisan Dunia yang Menyimpan Makna Mendalam
Pada 18 September 2023, Sumbu Filosofi Yogyakarta diresmikan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Konsep tata ruang yang dirancang oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini dianggap memiliki makna universal yang mendalam. Penetapan ini diumumkan dalam sidang ke-45 World Heritage Committee di Riyadh, Arab Saudi, dengan judul lengkap: *The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks*.
Apa Itu Sumbu Filosofi Yogyakarta?
Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah garis imajiner yang membentang di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Tata ruang ini didasarkan pada pandangan filosofi Jawa, membentuk struktur jalan lurus dari Panggung Krapyak di selatan, melewati Kraton Yogyakarta, hingga Tugu Yogyakarta di utara.
Sejarah dan Asal Usul
Sumbu ini dirancang oleh Sultan Hamengku Buwana I pada tahun 1755, dengan Keraton Yogyakarta sebagai pusatnya. Di utara keraton, Sultan mendirikan Tugu Golong-Gilig (Pal Putih) dan di selatannya, Panggung Krapyak. Ketiga titik ini membentuk sumbu imajiner yang mencerminkan pemikiran dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Makna Filosofis Sumbu
Sumbu Filosofi Yogyakarta melambangkan keselarasan antara manusia dan Tuhan (Hablun min Allah), sesama manusia (Hablun min Annas), serta alam. Ini mencakup lima elemen: api (dari Gunung Merapi), tanah (dari bumi Yogyakarta), air (dari Laut Selatan), angin, dan akasa. Pemikiran Sri Sultan Hamengku Buwana, yang dikenal sebagai Sayidin Panatagama Kalifatullah, mengubah konsep Hindu menjadi filosofi Islam Jawa yang mengedepankan “Hamêmayu Hayuning Bawana” dan “Manunggaling Kawula lan Gusti”.
Dua Rute Sumbu Filosofi
1. Panggung Krapyak – Keraton – Tugu
Rute ini menggambarkan perjalanan hidup manusia dari kelahiran hingga mencapai kedewasaan dan pernikahan, dikenal sebagai sangkan paraning dumadi. Alun-alun Selatan Kraton mencerminkan tahap dewasa, di mana seseorang siap untuk memulai kehidupan baru. Proses pemikiran ini juga melibatkan meditasi yang dilakukan Sultan Hamengku Buwana di Bangsal Manguntur Tangkil Sitihinggil Keraton Yogyakarta.
2. Tugu – Keraton – Panggung Krapyak
Rute ini melambangkan perjalanan spiritual manusia menuju Sang Pencipta. Golong-Gilig menandakan perpaduan cipta, rasa, dan karsa yang bersih dan suci, melalui jalan menuju keutamaan. Jalan Malioboro diartikan sebagai “obor” yang menerangi kehidupan, dan Jalan Margamulya sebagai jalan menuju kemuliaan. Untuk mencapai tujuan ini, seseorang perlu menanggalkan nafsu buruk, diwakili oleh Jalan Pangurakan. Perjalanan menuju kedhaton melewati tujuh gapura yang melambangkan tujuh tangga menuju surga.
Dengan penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia, nilai-nilai budaya dan spiritual yang terkandung di dalamnya diakui secara global, menjadikannya bagian penting dari identitas dan warisan Indonesia.
alya-red