MIM, JAWA TENGAH, 16 OKTOBER 2024
Perusahaan teknologi, Google membeli listrik dari pengembang reaktor modular kecil atau small modular reactor (SMR) Kairos Power. Google mulai melirik listrik dari tenaga nuklir karena besarnya kebutuhan energi dari pusat datanya.
Raksasa tekologi tersebut berencana untuk membeli listrik dari armada SMR yang dibuat oleh Kairos Power. Hal ini juga dipercaya sebagai investasi jangka panjang untuk mempercepat komersialisasi.
Direktur Senior Energi dan Iklim Google Michael Terrell mengatakan, energi nuklir memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan membantu mewujudkan kemajuan artificial inteligence (AI).
“Jaringan listrik membutuhkan sumber energi yang bersih dan andal yang dapat mendukung pengembangan teknologi ini. Kami merasa, nuklir dapat memainkan peran penting dalam membantu memenuhi permintaan, dan membantu memenuhi permintaan secara bersih, dengan cara yang lebih berkelanjutan,” ujar dia
Namun demikian, pihaknya tidak memerinci lebih lanjut terkait bentuk kesepakatan yang dihasilkan. Google mengatakan, reaktor pertama akan beroperasi pada 2030, dan akan terus bertambah sempai 2035. Secara total, 500 megawatt akan ditambahkan ke jaringan listrik.
Para pendukung reaktor nuklir ini menyampaikan, energi ini menghabiskan biaya yang lebih rendah, waktu penyelesaian yang lebih cepat, dan fleksibilitas lokasi.
Adapun, pusat data membutuhkan daya yang andal setiap waktu. Saat ini nuklir adalah satu-satunya sumber daya beban dasar bebas emisi. Banyak hyperscaler memiliki target pengurangan emisi yang ambisius, itulah sebabnya mereka beralih ke tenaga nuklir.
Awal tahun ini, Google mengatakan emisinya telah tumbuh hampir 50 persen dibandingkan 2019, sebagian karena peningkatan konsumsi daya pusat data.
“Ini adalah taruhan yang sangat menjanjikan, dan jika kami dapat mengembangkan proyek-proyek ini dan kemudian mengembangkannya secara global, akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat dan jaringan listrik di seluruh dunia,” tutup dia.
Chelsy-red