MIM, JAWA TENGAH, 18 OKTOBER 2024
Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil, sering kali tidak terlihat oleh mata telanjang, yang telah menjadi salah satu masalah lingkungan paling serius saat ini. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology, Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia dalam konsumsi mikroplastik dan nanoplastik. Masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan, angka yang mengejutkan dan menunjukkan peningkatan drastis—59 kali lipat—dari tahun 1990 hingga 2018. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat, di mana konsumsi mikroplastik hanya sekitar 2,4 gram per bulan.
Dr. Meryl “Mimi” Kallman, MD, Clinical & Scientific Lead AsaRen, menjelaskan bahwa mikroplastik yang terkontaminasi dalam makanan dapat membawa risiko kesehatan yang signifikan, termasuk potensi inflamasi atau peradangan. Beberapa penelitian bahkan telah menemukan mikroplastik dalam sampel darah manusia, menandakan bahwa partikel ini mungkin sudah masuk ke dalam sistem tubuh kita. Hal ini menjadi perhatian serius, mengingat adanya kemungkinan dampak negatif terhadap kesehatan jangka panjang yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Sementara itu, para ahli menyarankan agar masyarakat mulai mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalisir risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan. Salah satu cara yang disarankan adalah dengan menghindari penggunaan peralatan yang terbuat dari plastik sekali pakai. Sebagai alternatif, masyarakat dianjurkan untuk menggunakan tempat makanan dan minuman yang terbuat dari bahan yang lebih aman dan dapat didaur ulang, seperti stainless steel, kaca, atau bahan organik lainnya. Selain itu, meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengurangan penggunaan plastik dan mempromosikan praktik daur ulang dapat membantu mengurangi dampak mikroplastik di lingkungan kita.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan risiko yang ditimbulkan oleh mikroplastik dan berkontribusi dalam upaya perlindungan lingkungan serta kesehatan publik. Masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk yang mereka konsumsi, guna melindungi diri sendiri dan generasi mendatang dari bahaya mikroplastik.
alya-red