MIM, JAWA TENGAH, 2 OKTOBER 2024
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) Ke-41, sekaligus menggelar Penyambutan Kontingen Jawa Barat PON XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara. Acara ini menjadi momen syukuran untuk para atlet yang membawa Jabar kembali juara umum PON ketiga kali berturut-turut.
Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan prestasi yang diraih ini diharapkan bisa menular ke cabang-cabang perlombaan lainnya, hingga ke kemajuan Jabar.
“Alhamdulillah, Jabar menjadi juara umum Hatrick dan saya rasa ini adalah prestasi kita bersama. Selanjutnya Peparnas kita berharap jadi juara umum, tapi yang penting itu atlet fokus pada setiap pertandingan. Saya yakin juga persiapan sudah matang,” harapnya di Gedung Sate. Sebagai rasa syukur, Pemprov Jabar memberikan Rp300 juta untuk atlet yang berhasil peroleh medali emas, Rp125 juta untuk atlet yang berhasil peroleh medali perak, dan Rp60 juta untuk atlet yang berhasil peroleh medali perunggu.
“Setelah ini kita fokus pada pertandingan atau kejuaraan berikutnya. Tapi juga, kalau memang ada cabang-cabang yang kita potensi untuk berprestasi di tingkat internasional, kita dukung dan semoga itu pada saatnya nanti pada olimpiade, kita bisa mengirimkan atlet lebih banyak lagi dan tentunya tidak hanya berpartisipasi tapi berprestasi,” sambung Bey.
Salah satu yang menarik perhatian ialah Hikmat Ramdani (23). Pemuda asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu tak pernah menyangka kecintaannya pada olahraga badminton akan berbuah manis. Perjuangannya dan semangat melawan keterbatasan, membuat Hikmat dapat medali emas membawa nama harum Jawa Barat sampai ke Paris, Prancis. Hikmat diberi kadeudeuh Rp1,1 miliar besarnya. “Alhamdulillah saya sangat senang sekali ada apresiasi dari Pemerintah Jabar, saya berterima kasih kepada Bapak Pj Gubernur dan jajarannya. Ini hadiah dari Juara Olimpiade Paris kemarin, cabor Badminton,” ucap Hikmat.
“Waktu ke Paris, persiapannya sih kurang lebih dua tahun dari 2022. Tahun 2023 mencari poin, ada 14 pertandingan untuk olimpiade kemarin. Alhamdulillah masuk ke olimpiade dan akhirnya ikut olimpiade di Paris dan mendapatkan hasil terbaik,” ucapnya. “Sampai di sana, pastinya kalau grogi ada, mental (cemas) juga ada. Soalnya pertama pas main lawan tuan rumah, awalnya itu terasa berbeda. Sampai akhirnya bisa sampai lawan All Indonesian final, jadi Indonesia lawan Indonesia. Itu cukup mudah karena sudah biasa, jadi bisa menang,” ceritanya dengan semringah. Ia belajar badminton sejak kelas 2 SD. Sayangnya, takdir pahit harus Hikmat hadapi. Sebuah kecelakaan saat ia duduk di bangku kelas 5 SD, membuatnya mengalami cacat pada bagian kaki.
“Saya belajar badminton itu dari kelas 2 SD. Dulunya saya main badminton non difabel. Tapi saya kecelakaan kelas 5 SD, kaki panjang sebelah, pinggul dulu copot,” kenangnya. Hikmat pun mencoba mengubur kesedihan itu dengan semangat menekuni olahraga yang dicintainya, badminton. “Harapan dari juara ini, mudah-mudahan medali ini menjadi motivasi bagi orang lain, khususnya disabilitas. Bonusnya ini mungkin ditabung dulu untuk jangka panjang, belum terpikirkan,” ucapnya sambil tertawa.
Saat ini, Hikmat pun tengah bersiap untuk Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024. Target Hikmat tentunya berharap bisa sampai final, meski ia bercerita persiapannya masih belum intens. “Kalau persiapan saya malah belum ada persiapan apapun, masih banyak kegiatan. Tapi targetnya mudah-mudahan final,” doa Hikmat.
Dari detikjabar