Mengurai Ketergantungan Pada Emas Papua

- Jurnalis

Wednesday, 2 October 2024 - 12:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MIM, JAWA TENGAH, 2 OKTOBER 2024

Ramai hilir mudik mobil penggerak roda 4×4 khas kendaraan operasional tambang ketika semburat cahaya mentari baru muncul di ufuk timur, jadi penanda dimulainya hari di kawasan operasi tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Di area yang sama, pada pukul 06.30 WIT, Jumat (6/9/2024) lalu, Steven Mofu (29) memasuki gedung kantor (office building) 4 yang letaknya 2.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di lantai dua gedung, pria asal Biak, Papua, ini memulai sif kerjanya sebagai supervisor kereta kendali jarak jauh, di ruang kontrol tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).

”Sehabis serah terima pekerjaan dari sif sebelumnya, saya menganalisis dulu persoalan apa saja yang terjadi pada sif sebelumnya. Kalau ada sistem error atau loading bermasalah, perlu kita bereskan terlebih dahulu.

Sebanyak 75 persen aktivitas penambangan GBC yang diestimasi memiliki kandungan cadangan mineral hingga 963 juta ton, dilakukan secara jarak jauh. Dalam satu sif, terdapat 50 kru yang bekerja mengendalikan load haul dump (LHD) atau kendaraan-kendaraan pengambil tanah berisi bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak, dari jarak jauh.

Cadangan tambang

Selain GBC, PTFI mengelola dua blok tambang bawah tanah lain, yakni Deep Mile Zone Level dan Big Gossan. Ketiganya berada 1.200-1.500 meter di dalam tanah dari permukaan tambang terbuka Grasberg. Jarak dari titik tambang bawah tanah menuju ruang kontrol rata-rata mencapai 7 kilometer.

Dari ketiga blok tersebut, secara total rata-rata PTFI memproduksi 230.000 ton bijih per hari. Di luar ketiga blok tambang, perusahaan saat ini tengah menyiapkan blok tambang bawah tanah baru yang dinamai ”Kucing Liar”. Hengky mengatakan, blok ini ditargetkan memulai produksi pada tahun 2028, dengan kapasitas produksi 90.000 ton bijih per hari.

Baca Juga :  Emas Melambung: Rekor Harga Tertinggi Dalam Sejarah!

Dengan total kapasitas produksi yang ada, PTFI dapat menambang cadangan bijih di tambang bawah tanah yang totalnya mencapai 1,5 miliar ton bijih, hingga 2041, atau tahun di mana izin usaha pertambangan khusus (IUPK) perusahaan akan berakhir.

Di luar 1,5 miliar ton cadangan bijih yang sudah siap diproduksi secara ekonomis, area konsesi Tambang Freeport masih punya 3 miliar ton bijih sumber daya. Hengky mengungkapkan dibutuhkan eksplorasi, beserta studi kelayakan, dan kajian ekonomi lebih lanjut, untuk membuat sumber daya ini menjadi cadangan terbukti yang dapat diproduksi.

Jika sumber daya 3 miliar ton bijih tersebut terbukti menjadi cadangan, masa umur cadangan tambang PTFI diperkirakan bertambah hingga melewati tahun 2060. ”Artinya kalau kemudian kontrak kita itu hanya sampai di 2041, ada cadangan yang tidak bisa dioptimalkan,” kata Senior Vice President Underground Mine PTFI Hengky Rumbino.

Namun, eksplorasi serta pembangunan berbagai infrastruktur untuk memastikan sumber daya siap ditambang, memerlukan investasi modal yang besar dan waktu yang tidak sebentar. Hengky memberi gambaran, GBC memulai produksi pertama di tahun 2018, sementara Terowongan Ali Budiardjo yang menjadi akses jalan masuk menuju GBC mulai dibangun pada tahun 2004.

Oleh karena itu, menurut dia, kepastian adanya perpanjangan IUPK diperlukan sesegera mungkin. Pasalnya, persiapan yang perlu dilakukan untuk operasi tambang bawah tanah membutuhkan waktu 10-15 tahun, dimulai dari membangun akses terowongan, perkantoran, perbengkelan, instalasi peralatan, dan lain sebagainya.

”Karena itu, kepastian perpanjangan IUPK diperlukan sebelum berbagai persiapan untuk mengoptimalkan sumber daya dapat dilakukan,” kata Hengky.

Menurut Hengky, karakteristik tambang bawah tanah dan tambang permukaan sangat berbeda. Operasional tambang bawah tanah menggunakan metode block caving yang membiarkan bijih-bijih dalam ukuran besar runtuh karena gaya gravitasi. Setelah runtuh, baru batuan besar tersebut dibawa ke pabrik pengolahan.

Baca Juga :  Babinsa Selo Motivasi Warga Yang Produktif

Kalau aktivitas tambang berhenti, maka akan terjadi akumulasi tegangan di dalam tanah yang akhirnya merusak infrastruktur yang ada. Jika itu terjadi, lanjut Hengky, pembangunan akses harus dimulai lagi dari awal, dengan biaya mencapai lima kali lipat dibandingkan pembangunan awal.

”Artinya, kalau kemudian kontrak kita tidak diperpanjang, bagi saya akan ada potensi kehilangan, yang bukan untuk Freeport, melainkan untuk negara,” ujarnya.

Berdasarkan laporan tahunan PTFI yang terbit pada Juni 2024, kontribusi PTFI secara langsung terhadap kas negara sepanjang 2023 mencapai 2,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 40,73 triliun) dari setoran pajak, royalti, dividen, pembayaran bea, dan kewajiban lainnya.

Ketergantungan

Diperpanjang atau tidak operasi PTFI di Tembagapura, tingginya ketergantungan ekonomi Mimika terhadap operasi Freeport adalah fakta. Hal itu terefleksi dari kontribusi PTFI terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Mimika yang mencapai 80 persen. Apabila operasi PTFI terhenti, praktis nadi perekonomian Mimika lumpuh.

”Ini bisa menjadi bumerang bagi ekonomi daerah jika suatu waktu usia operasional tambang perusahaan berakhir,” kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar saat dihubungi pada Jumat (20/9/2024).

Terkait perpanjangan operasi PTFI, Bisman berujar, evaluasi menyeluruh atas IUPK milik PTFI tetap harus dilakukan. Dalam melakukan evaluasi, pemerintah perlu menggandeng pihak independen seperti pakar dari perguruan tinggi, untuk menentukan urgensi dilakukannya perpanjangan.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP No 96/2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, pembangunan smelter menjadi syarat bagi perusahaan tambang untuk mendapatkan perpanjangan izin tambang tanpa perlu menunggu waktu 5 tahun sebelum berakhirnya jangka waktu kegiatan produksi.

”Boleh diperpanjang atau tidak, yang bisa menentukan adalah evaluasi secara operasional, teknis, perekonomian, lingkungan, dan sosial,” ujarnya.

 

Berita Terkait

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas
Polemik Angkutan Batu Bara, DPRD Paser Tetap Minta Utamakan Kepentingan Masyarakat
Kasus Suap Hakim PN Surabaya Berawal dari Kecurigaan Vonis Bebas Ronald Tannur
Ahmad Luthfi Angkat Suara soal Isu Benturan TNI-Polri di Pilgub Jateng
Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit
Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna Perdana Hari Ini
Sritex Menghadapi Tantangan Besar: Pengumuman Pailit Perusahaan Tekstil
Riset Microsoft: Ada 600 Juta Serangan Siber per Hari, Password Jadi Target Utama
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Thursday, 24 October 2024 - 17:37 WIB

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas

Thursday, 24 October 2024 - 13:58 WIB

Polemik Angkutan Batu Bara, DPRD Paser Tetap Minta Utamakan Kepentingan Masyarakat

Thursday, 24 October 2024 - 10:03 WIB

Kasus Suap Hakim PN Surabaya Berawal dari Kecurigaan Vonis Bebas Ronald Tannur

Thursday, 24 October 2024 - 10:00 WIB

Ahmad Luthfi Angkat Suara soal Isu Benturan TNI-Polri di Pilgub Jateng

Thursday, 24 October 2024 - 09:51 WIB

Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit

Berita Terbaru

Berita

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas

Thursday, 24 Oct 2024 - 17:37 WIB

Berita

Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit

Thursday, 24 Oct 2024 - 09:51 WIB