MIM, Jawa Tengah 5 November 2025
DEMAK ,Mediaindonesiamaju.com— Kasus dugaan penganiayaan yang menyeret nama Kepala Desa Rejosari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Eko, semakin panas. Meski pihak kuasa hukum berdalih bahwa sang kades hanya berusaha meleraikan keributan, fakta di lapangan justru mengarah sebaliknya — korban malah dikeroyok oleh orang-orang suruhan sang kades!
Pada Rabu (5/11/2025) sore, Eko menjalani pemeriksaan tambahan di Polres Demak, Jawa Tengah. Ia datang bersama tim kuasa hukumnya yang dipimpin oleh Choirun Nidzar Alqodari. Nidzar mengklaim pemeriksaan itu untuk melengkapi berkas perkara dan menyampaikan bahwa kliennya telah berupaya mencari perdamaian atau restorative justice.
Namun, fakta yang beredar di lapangan berbeda 180 derajat. Berdasarkan informasi dan bukti visum yang diterima redaksi, pelapor justru menjadi korban pengeroyokan, bukan sebaliknya. Wajah korban tampak lebam dan bonyok akibat pukulan, diduga dilakukan oleh suruhan sang kades setelah kejadian di acara dangdut Desa Sumberjo, Babadan.
Seorang sumber yang enggan disebut namanya menyebutkan, “Pelapor itu malah dikeroyok rame-rame. Katanya disuruh orang Kades Rejosari. Mukanya sampai bengkak semua, sudah ada visum-nya kok.”
Sementara itu, kuasa hukum Kades Rejosari tetap bersikukuh bahwa kliennya tidak berniat menyerang siapa pun. Menurut Nidzar, Eko hanya datang untuk mencegah konflik antarwarga setelah menerima laporan bahwa ada pemuda mabuk yang memukul operator sound system asal Rejosari.
“Pak Lurah justru ingin mendamaikan. Tapi malah diserang sepuluh orang di jembatan. Itu spontan, bukan direncanakan,” tegas Nidzar.
Namun, pernyataan tersebut kini mulai dipertanyakan publik, karena muncul dugaan kuat adanya upaya penyerangan balik oleh kelompok tertentu yang diduga terafiliasi dengan pihak Rejosari.
Kini, meski masih berstatus tersangka, Eko dan tim hukumnya tetap berharap kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Namun dengan adanya bukti visum dan laporan pengeroyokan terhadap pelapor, publik menilai jalan damai tampaknya semakin sulit ditempuh.
Kasus ini menjadi sorotan tajam masyarakat Demak, karena melibatkan seorang kepala desa aktif yang seharusnya menjadi teladan dan penjaga kondusivitas wilayah — bukan malah terseret kasus kekerasan antarwarga.
Rep_sulton










