MIM,Jawa Tengah 15 Juni 2025
Demak,Mediaindonesiamaju.com – Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Demak bersama masyarakat simpatisan menggelar aksi jalan kaki dan istighosah akbar sebagai bentuk protes damai terhadap bencana rob dan banjir yang telah melanda wilayah pesisir Kecamatan Sayung selama lebih dari satu dekade tanpa penanganan serius dari pemerintah.
Aksi ini diikuti lebih dari 100.000 orang dari berbagai unsur NU, mulai dari Warga PCNU, MWC NU, hingga PR NU se-Kabupaten Demak. Dukungan juga datang dari badan otonom NU seperti Muslimat, Fatayat, dan Banser di masing-masing ranting.
Massa berkumpul di depan Masjid Besar Sayung sekitar pukul 13.00 WIB, kemudian melakukan long march menuju kawasan terdampak rob paling parah di depan Pabrik Politron (PT. HIT), Kecamatan Sayung, sambil membawa spanduk, poster, dan melantunkan shalawat serta doa.
Setibanya di lokasi, aksi dilanjutkan dengan istighosah kubro, doa bersama memohon pertolongan kepada Allah SWT. Doa dipanjatkan agar warga diberi kekuatan menghadapi bencana berkepanjangan ini, serta agar pemerintah segera mengambil tindakan nyata demi keselamatan dan kelangsungan hidup masyarakat pesisir Sayung.
Dalam ceramahnya, tokoh NU setempat, KH. M. Yusuf Amin, menegaskan bahwa aksi ini bukan bentuk perlawanan, melainkan seruan moral yang bertujuan mengetuk hati para pengambil kebijakan.
“Ini bukan soal genangan air semata, tapi kehilangan hak dasar atas tempat tinggal yang layak dan akses ekonomi. Sudah lebih dari 10 tahun warga Sayung hidup dalam genangan, rumah rusak, jalan tergenang, ekonomi lumpuh. Kami minta negara hadir, bukan hanya janji,” tegas KH Yusuf.
Data terbaru dari BPBD Kabupaten Demak menunjukkan lebih dari 3.000 rumah di Kecamatan Sayung terdampak rob secara permanen. Sebagian besar rumah kini tidak lagi layak huni, namun warga tetap bertahan karena tidak memiliki pilihan lain.
Sementara itu, Koordinator Aksi, H. Slamet Rohmat, menyatakan bahwa kegiatan serupa akan terus digelar jika pemerintah tidak segera memberikan solusi konkret.
“Kami tidak menuntut yang muluk-muluk. Kami ingin perhatian nyata, solusi jangka panjang. Kalau perlu bangun tanggul, relokasi, atau tinggikan jalan. Lakukan dengan serius dan terencana,” ujar Slamet.
Aksi berlangsung damai dan tertib dengan pengawalan aparat gabungan dari Polsek Sayung serta personel Banser NU.
Warga berharap aksi damai ini menjadi momentum agar pemerintah pusat maupun daerah membuka mata dan telinga terhadap penderitaan masyarakat pesisir yang terlalu lama berjuang sendiri menghadapi rob.
Rep_Sulton