MIM, JAWA TENGAH, 27 JULI 2025
grobogan — Mediaindonesiamaju.com Sebuah kisah menyentuh berjudul Reborn: Cerita Panembahan Bedono kembali mengingatkan kita pada makna sejati dari kebersihan, bukan sekadar tampilan luar, tetapi juga kebeningan hati. Kisah ini menyoroti filosofi Jawa yang dalam, mengupas pandangan hidup lewat kalimat sederhana namun penuh makna:
“Resik iku apik, nanging seng kemresik iku ora becik. Seng kok sawang kumel klambine durung mesti letek atine. Durung wening mripat lan atimu yen durung iso nyawang busik ing atimu dewe.”
Artinya, kebersihan itu baik dan indah. Namun, menjadi sok bersih—yang terlalu menonjolkan kesucian diri—tidaklah baik. Tidak semua yang terlihat lusuh berarti kotor hatinya. Sebaliknya, belum tentu pula mereka yang tampak rapi memiliki hati yang bersih.
Dalam kehidupan, manusia seringkali menilai dari apa yang terlihat. Padahal, sebagaimana dalam ungkapan bijak Jawa, manusia tidak bisa melihat punggungnya sendiri—melambangkan keterbatasan dalam menyadari kekurangan diri. Hanya dengan hati yang ikhlas, seseorang bisa benar-benar memahami arti kehidupan.
Kisah Panembahan Bedono mengajarkan kita bahwa menjadi manusia yang rendah hati dan mampu introspeksi jauh lebih berarti daripada hanya menjaga penampilan luar. Dalam dunia yang penuh kepalsuan, kebersihan hati menjadi hal langka yang justru sangat dibutuhkan.
“Reborn” bukan sekadar cerita, tapi juga cermin untuk melihat ke dalam diri sendiri—sebuah ajakan untuk hidup lebih jujur, tulus, dan menerima bahwa keindahan sejati berasal dari dalam.
Rep_pujiono.s