Bahan Baku Makin Langka, Kecap ‘Cap Buah Siwalan’ Tetap Bertahan  

- Jurnalis

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MIM, JAWA TENGAH, 16 OKTOBER 2025

Rembang, – Mediaindonesiamaju.com Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir, namun bukan hanya kaya akan hasil lautnya saja tetapi juga punya kecap manis istimewa. Memakai gula siwalan yang gurih legit.

Seperti halnya produk kecap rumahan di kota-kota kecil yang memiliki keunikan dan khas daerahnya. Kecap Siwalan yang ada di Rembang juga punya bahan khas. Selain kedelai, mereka memakai gula siwalan.

Sebagai daerah pesisir yang tandus dan kering, seperti halnya Lamongan Jawa Timur, Rembang juga ditumbuhi banyak pohon siwalan. Produk gula siwalan menjadi salah satu bahan kecap manis ini. Karenanya diberi nama ‘Kecap Siwalan’.

Tidak seperti gula kelapa atau gula aren, gula siwalan dibuat dari air nira yang disadap dari pohon siwalan. Air yang tertampung ini dikenal sebagai legen. Umumnya diminum langsung sebagai penyegar.

Untuk proses pembuatan gula siwalan sama seperti gula merah. Air legen direbus hingga mengental lalu dicetak. Gula ini berwarna cokelat terang dengan rasa manis legit dengan sedikit aksen asam yang unik.

Kecap ‘cap Buah Siwalan’ yang memakai bahan gula siwalan ini mulai diproduksi pada tahun 1985 oleh Syakirin warga Desa Pedak Kecamatan Sulang, Rembang. Menginjak tahun 2000 an, perusahaan kecap siwalan ini diteruskan oleh anaknya, Ahmad Sofian.

Baca Juga :  Polsek Kebonagung Laksanakan Patroli GKJ Mijen dalam Rangka Ops Lilin Candi 2024 Nataru

Menurut Ahmad Sofian saat ini pemasaran kecap siwalan mulai merambah ke luar kota, meskipun masih didominasi dengan pelanggan lokal Rembang. Setiap hari, mampu memproduksi hingga 700 botol ukuran 600 mililiter.

“Alhamdulillah sampai sekarang masih tetap produksi dan mulai merambah ke pasar luar kota, seperti kabupaten tetangga, ada Pati, Blora, Grobogan. Kalau dibandingkan dengan kecap lain, ini rasanya lebih manis dan gurih,” tuturnya, saat ditemui di rumah produksi kecap ‘cap Buah Siwalan’ miliknya yang berada di Desa Pedak Kecamatan Sulang, Rembang. Kamis (16/10/2025)

Produksi kecap manis ‘cap Buah Siwalan’ dimulai dari perebusan bahan pokok yakni gula siwalan agar mencair. Kemudian dimasak dalam sebuah wajan berukuran besar dengan memakai kayu bakar. Kemudian diracik dengan sejumlah bumbu lainnya.

“Setelah dimasak nanti hasilnya kita filter pakai kain halus. Karena kan pasti ada ampasnya, agar ampas tidak ikut. Setelah itu dimasukkan ke bejana pengisian, langsung di-packing,” papar Sofian.

Baca Juga :  Rapat Paripurna DPRD Ke 8 Sidang Ke Satu 2025 Pidato Bupati Demak Jabatan 2025 2030

Dia mengaku bersyukur produk kecap ‘cap Buah Siwalan’ miliknya masih bisa bertahan hingga saat ini, bahkan terbilang sukses. Jika dikalkulasi, omsetnya dalam sebulan bisa mencapai Rp180 juta.

Namun, Sofian mengaku khawatir. Sebab, bahan pokok gula siwalan saat ini terbilang langka. Bahkan akhir-akhir ini sering mengalami kekosongan stok. Ia pun harus menyiasati bahan pokok tersebut dengan pencampuran bahan lainnya.

“Sejak tahun 2000 an bahan dasar yang semula menggunakan gula siwalan, terpaksa harus kita siasati pakai gula kelapa. Apalagi saat ini, gula siwalan sulit sekali dicari, bahkan bisa dibilang habis. Ya rasanya memang tetap enak pakai gula siwalan, tapi ini kondisinya,” katanya.

Kecap manis ‘cap Buah Siwalan’ dikemas dalam berbagai ukuran. Dengan label bertulisan ‘ Kecap Enak Sampurna cap Buah Siwalan’. Ada sachet dan ada juga kemasan botol. Harganya mulai Rp 7.000, sampai Rp14.000. Mudah didapat di daerah Rembang dan sekitarnya.

Rep : Fandhi / Wannik

Berita Terkait

Komandan Kodaeral I Resmikan Pendopo Kencono, Ajak Forkopimda Asahan–Batu Bara–Tanjung Balai Jaga Sinergi Maritim
Pungli di Halaman Kantor Puspindes Pemalang, Siswa SMK 1 Dipungut Rp 2.000 untuk Parkir Motor  
Aliansi LSM ORMAS Peduli Kepri Soroti Dugaan Pelanggaran di First Club Entertainment Batam
Prostitusi di ‘Lokalisasi Calam’ Pemalang Bersemi Kembali Pasca-Razia, Warga Minta Penegakan Hukum Terpadu  
Isu Jual Beli Jabatan Mencuat Usai Pengumuman Hasil Seleksi Pengisian Jabatan Perangkat Desa, di Desa Boyolali Kabupaten Demak
Mengintip Dokar di Pasar Kota Rembang yang Masih Bertahan Hingga Kini   
Kapolda Lampung, OKP Cipayung dan BEM Lampung, Wujudkan Sinergitas Jaga Kamtibmas  
Strategi Adaptif Pemalang Menghadapi Tekanan Fiskal: Kolaborasi Insan Pers, UMKM, dan DPRD Provinsi Jawa Tengah   

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 19:09 WIB

Komandan Kodaeral I Resmikan Pendopo Kencono, Ajak Forkopimda Asahan–Batu Bara–Tanjung Balai Jaga Sinergi Maritim

Kamis, 16 Oktober 2025 - 18:07 WIB

Pungli di Halaman Kantor Puspindes Pemalang, Siswa SMK 1 Dipungut Rp 2.000 untuk Parkir Motor  

Kamis, 16 Oktober 2025 - 17:09 WIB

Aliansi LSM ORMAS Peduli Kepri Soroti Dugaan Pelanggaran di First Club Entertainment Batam

Kamis, 16 Oktober 2025 - 15:24 WIB

Prostitusi di ‘Lokalisasi Calam’ Pemalang Bersemi Kembali Pasca-Razia, Warga Minta Penegakan Hukum Terpadu  

Kamis, 16 Oktober 2025 - 15:16 WIB

Isu Jual Beli Jabatan Mencuat Usai Pengumuman Hasil Seleksi Pengisian Jabatan Perangkat Desa, di Desa Boyolali Kabupaten Demak

Berita Terbaru