MIM, JAWA TENGAH, 17 SEPTEMBER 2025
BLORA – Mediaindonesiamaju.comWarga Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, hidup dalam tekanan akibat aktivitas sumur minyak ilegal. Janji manis Kepala Desa Gandu, Iwan Sucipto, di Balai Desa dulu seolah hanya angin lalu. Yang tersisa justru tanah mati, air tercemar, petani merugi, bahkan tragedi kebakaran maut yang merenggut lima nyawa. Ironisnya, hingga kini, Kepala Desa dan para pengurus sumur masih aman-aman saja, seakan kebal hukum.
Air Tercemar, Pertanian Mati, Janji Tinggal Janji
Warga mengaku telah berkali-kali menyampaikan keluhan kepada Kepala Desa, namun tidak ada tindakan nyata. Limbah pengeboran dibuang sembarangan ke sungai, membuat air tak bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari maupun pertanian.
“Pak Kades pernah bilang kalau ada apa-apa, kerusakan akan ditanggung. Tapi nyatanya air sudah hitam, tanaman mati, siapa yang tanggung jawab? Tidak ada,” tegas seorang warga, S (45), 17 Juli 2025.
Warga pun merasa ditipu dengan janji kompensasi. “Katanya tiap KK dapat Rp100 ribu per bulan, kalau lancar ditambah. Nyatanya hanya sekali dapat Rp200 ribu setahun. Itu pun tidak jelas asalnya,” imbuhnya.
Kebakaran Hebat, Lima Nyawa Melayang
Puncak derita warga terjadi pada 17 Agustus 2025. Dukuh Gendono, Desa Gandu, dilalap api akibat meledaknya salah satu sumur minyak ilegal. Kobaran api menjalar lewat selokan penuh minyak dan membakar rumah warga. Api baru padam setelah tujuh hari, menyisakan duka mendalam: lima orang meninggal dunia, puluhan kehilangan tempat tinggal.
Kades Diduga Punya Sumur, Tapi Aman
Meski polisi sudah menetapkan tiga tersangka, warga menilai penegakan hukum masih setengah hati. Mereka mempertanyakan kenapa Kades Gandu dan pengurus sumur tetap bebas.
“Pak Kades juga punya sumur minyak ilegal, tapi aman-aman saja. Kenapa yang kecil saja yang ditangkap?” kata B (39), warga setempat.
Seorang warga lain, M, bahkan menyebut Kades ikut bermain besar. “Kedalaman sumurnya 120 meter, sehari bisa keluar 40 ton minyak. Yang meledak kemarin itu milik H, tapi banyak yang punya modal di situ, makanya makin marak,” bebernya.
Diam Saat Dikonfirmasi
Awak media mencoba mengonfirmasi Kepala Desa Gandu, Iwan Sucipto, pada 11 September 2025 lewat pesan WhatsApp soal dugaan keterlibatan dalam bisnis minyak ilegal. Namun, hingga berita ini diturunkan, pesan tak kunjung dibalas.
Kenyataan pahit di Desa Gandu menegaskan satu hal: warga kecil harus menanggung derita, sementara kades dan pengurus sumur minyak ilegal tetap berdiri tegak, aman dari jeratan hukum.