MIM, JAWA TENGAH, 8 AGUSTUS 2025
Pekalongan – Mediaindonesiamaju.com Suasana memanas terjadi di Balai Desa Proto, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, saat puluhan warga mendatangi kantor kepala desa untuk mempertanyakan penggunaan anggaran dana desa yang diduga banyak terjadi penyelewengan, Jumat (08/08/2025).
Salah satu yang menjadi sorotan adalah anggaran pembangunan embung padi yang realisasinya tidak pernah ada. Pihak desa berdalih proyek tersebut merupakan wewenang kepala desa sebelumnya yang telah meninggal dunia.
Selain itu, warga juga menyoroti pengadaan kaca cembung di setiap pertigaan jalan untuk mencegah kecelakaan. Dari anggaran hampir Rp20 juta, warga menilai realisasi belanja hanya sekitar Rp6 juta.
Tidak hanya itu, warga menemukan sejumlah bangunan yang mangkrak dan dibangun tanpa persetujuan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) maupun warga. Pembangunan Gedung Olahraga (GOR) di desa pun ikut dipertanyakan sumber dan penggunaannya.
“Masih banyak program dana desa yang kami nilai tidak sesuai aturan dan tidak transparan. Kami datang untuk meminta penjelasan,” ungkap salah satu perwakilan warga di lokasi.
Dalam pertemuan tersebut, pihak perangkat desa belum mampu memberikan jawaban memuaskan atas pertanyaan warga. Hingga berita ini diturunkan, tuntutan warga masih belum mendapat kejelasan dan direncanakan akan dilanjutkan pada forum berikutnya.
Masalah Embun direkapan thn 2023 tertulis Embung, giliran ditanyakan fungsinya perikanan. Seakan membuat rencana pembangunan itu asal asalan. Tidak uji manfaat , tidak uji lokasi terlebih dahulu, dan tidak difikir secara matang.
Banyak keputusan sepihak dari desa baik dari lurah maupun perangkat seperti perjanjian sewa ruko jualan hanya lewat lisan saja. Tidak tertulis. Kemudian mengubah Embung jadi perikanan juga sepihak dan awal tujuan embung juga tidak jelas cuma asal buat tanpa uji. sehingga tidak berfungsi sehingga dialihkan jadi perikanan
Pernah ada pembuatan pustu tapi kontraktornya adiknya carik. Kata cariknya dibawa kabur 30 jt. Akhirnya cariknya yang ganti karna kontraktornya itu yang milih cariknya sendiri.
Ada pembuatan lumbung. Tapi katanya ahli pertanianya. Ukuranya tidak masuk akal, katanya kekecilan Dan sampai sekarang belum ada pintunya / masih terbuka.
Rep : Latif