Rehabilitasi Irigasi Tersier Desa Sukamaju Disorot, Petani Keluhkan Kualitas Pekerjaan KUPT Way Sulan Minta Pekerjaan Diperiksa Ulang

- Jurnalis

Selasa, 30 Desember 2025 - 13:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MIM, LAMPUNG, 30 DESEMBER 2025

Way Sulan, Lampung SelatanMediaindonesiamaju.com Program rehabilitasi irigasi tersier yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Sukamaju, Kecamatan Way Sulan, Lampung Selatan, justru menuai sorotan tajam dari masyarakat.

Proyek yang dikerjakan oleh CV Angkatan Sepuluh tersebut dinilai dikerjakan secara asal-asalan dan tidak sesuai spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

Rehabilitasi irigasi tersier kelompok tani Harapan Jaya sejatinya menjadi tumpuan besar para petani untuk menjamin kelancaran distribusi air ke lahan persawahan, khususnya pada musim kemarau.

Saluran irigasi yang sebelumnya rusak dan tidak optimal diharapkan mampu diperbaiki agar air dari saluran utama dapat mengalir merata ke petak-petak sawah.
Namun, harapan tersebut mulai memudar setelah petani dan warga sekitar mengamati langsung proses pengerjaan di lapangan.


Salah satu poin utama yang disoroti adalah ketebalan pulume (lapisan tanah penutup saluran) yang berdasarkan spesifikasi seharusnya mencapai 25 sentimeter, namun di lapangan diduga hanya sekitar 12 sentimeter. Selain itu, pemasangan pulume dinilai tidak rapi dan terkesan asal ditumpuk.

“Kalau ketebalannya seperti ini, apalagi kalau hujan deras, pasti cepat rusak. Yang rugi ya petani,” ujar salah satu petani setempat yang enggan disebutkan namanya, Selasa (30/12/25). Ia menegaskan bahwa kualitas irigasi sangat menentukan keberhasilan panen, sehingga pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani.

Baca Juga :  Momen Orang Tua Abadikan Foto dan Video di Pawai HSN 2025 Rembang.  

Saat dikonfirmasi, kepala tukang yang berada di lokasi pekerjaan mengaku mengetahui spesifikasi ketebalan pulume 25 sentimeter. Namun, ia menyebut dirinya hanya pekerja harian yang menjalankan perintah.

“Saya tahu speknya 25 sentimeter, tapi saya cuma kerja. Kalau mau lebih jelas, silakan ke Pak Umang, beliau pengawas dari CV Angkatan Sepuluh dan sering di lokasi,” ungkapnya. Kepala tukang tersebut menyebutkan dirinya telah bekerja selama sekitar sepuluh hari untuk panjang saluran kurang lebih 150 meter.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak CV Angkatan Sepuluh, termasuk pengawas lapangan yang disebutkan, belum memberikan klarifikasi atau tanggapan resmi terkait dugaan pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi tersebut.

Persoalan ini kemudian dilaporkan ke Kantor Urusan Pertanian (KUPT) Kecamatan Way Sulan. Kepala KUPT Pertanian Way Sulan, Elwin, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp membenarkan bahwa dirinya belum melakukan pengecekan langsung ke lokasi karena sedang menjalani cuti.

Baca Juga :  Heboh! Kapolri Dituding Permainkan Hukum di PN Jaksel, Wilson Lalengke: “Ini Sudah Bukan Negara Hukum, Tapi Negara Dagelan!”

Namun, ia mengaku telah menerima laporan dari Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya terkait kualitas pekerjaan yang dinilai kurang baik.

“Iya benar, saya sedang cuti dan belum cek langsung. Ketua kelompok tani menyampaikan kalau pekerjaannya kurang bagus,” ujar Elwin.
Sebagai langkah awal, KUPT Way Sulan meminta agar dokumen serah terima pekerjaan tidak ditandatangani terlebih dahulu sebelum seluruh pekerjaan dinyatakan sesuai spesifikasi.

Selain itu, KUPT juga telah memerintahkan penyuluh pertanian setempat untuk melakukan pengecekan ulang di lapangan dan membuat laporan resmi.
“Jangan ditandatangani dulu kalau masih belum sesuai. Saya sudah perintahkan penyuluh untuk cek langsung ke lokasi supaya jelas permasalahannya dan bisa ditentukan solusinya,” tegasnya.

Langkah cepat KUPT tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat dan petani Desa Sukamaju. Mereka berharap pengawasan diperketat dan pihak kontraktor bertanggung jawab memperbaiki pekerjaan agar manfaat program benar-benar dirasakan oleh petani, bukan sekadar menjadi proyek formalitas yang berujung kekecewaan.

 

 

Rep : YoYon

Berita Terkait

MAYAT LAKI-LAKI DITEMUKAN MENGAMBANG DI SUNGAI WAY SEKAMPUNG, LAMPUNG TIMUR  
Dugaan Pemerasan dan Pengancaman Salah Satu Cafe, Oknum Advokat Diadukan ke Polres Rembang  ‎ ‎
Dugaan Pungli Program Becak Listrik Gratis Presiden Prabowo Mencuat di Grobogan, Libatkan Pensiunan ASN dan Oknum Perangkat Desa
Pendidikan Politik dan Konsolidasi Kader Gerindra Tahun 2025 di Kabupaten Demak
Pemerintah Desa Mijen Salurkan BLT Dana Desa Tahun 2025
Jatantras Polda Jateng Amankan Toko Sembako Penjual Alkohol 70 Persen di Batang
Pagar Nusa Semarang–Demak Berduka, Desak Polisi Tindak Tegas Geng Balapan Liar
Ada Apa dengan Postingan Akun IG @femalebeautyskinclinic Tiba-Tiba Hilang? Usai Viral Dugaan Klinik Kecantikan Tanpa Izin dan Peredaran Kosmetik Ilegal di Karanganyar, Godong

Berita Terkait

Selasa, 30 Desember 2025 - 14:27 WIB

MAYAT LAKI-LAKI DITEMUKAN MENGAMBANG DI SUNGAI WAY SEKAMPUNG, LAMPUNG TIMUR  

Selasa, 30 Desember 2025 - 13:53 WIB

Dugaan Pemerasan dan Pengancaman Salah Satu Cafe, Oknum Advokat Diadukan ke Polres Rembang  ‎ ‎

Selasa, 30 Desember 2025 - 13:27 WIB

Rehabilitasi Irigasi Tersier Desa Sukamaju Disorot, Petani Keluhkan Kualitas Pekerjaan KUPT Way Sulan Minta Pekerjaan Diperiksa Ulang

Senin, 29 Desember 2025 - 12:02 WIB

Dugaan Pungli Program Becak Listrik Gratis Presiden Prabowo Mencuat di Grobogan, Libatkan Pensiunan ASN dan Oknum Perangkat Desa

Minggu, 28 Desember 2025 - 13:25 WIB

Pendidikan Politik dan Konsolidasi Kader Gerindra Tahun 2025 di Kabupaten Demak

Berita Terbaru