MIM, JAWA TWNGAH, 04 NOVEMBER 2025
Kendal, – Mediaindonesiamaju.com Kabar duka mendalam menyelimuti dunia pendidikan tinggi di Jawa Tengah, khususnya Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Pada hari Selasa, 4 November 2025, enam mahasiswa UIN Walisongo dilaporkan hanyut di Sungai Genting, sebuah sungai yang terletak di Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. Peristiwa tragis ini terjadi saat para mahasiswa tengah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, sebuah desa yang terletak tidak jauh dari aliran sungai tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, termasuk keterangan dari saksi mata dan pihak berwenang, mengungkapkan bahwa kejadian nahas ini bermula ketika sekelompok mahasiswa KKN UIN Walisongo memanfaatkan waktu luang mereka untuk menikmati keindahan alam di sekitar lokasi KKN. Sekitar pukul 13.53 WIB, beberapa mahasiswa memutuskan untuk bermain air dan melakukan aktivitas tubing di Sungai Genting. Sungai ini memang dikenal memiliki aliran yang cukup deras namun masih aman untuk aktivitas rekreasi air.
Namun, tanpa diduga, cuaca buruk yang terjadi di wilayah hulu sungai menjadi penyebab utama terjadinya musibah ini. Hujan deras yang mengguyur wilayah pegunungan di atas Desa Getas menyebabkan debit air Sungai Genting meningkat secara signifikan dalam waktu singkat. Arus sungai yang semula tenang berubah menjadi deras dan kuat, bahkan cenderung menjadi banjir bandang.
Enam mahasiswa yang sedang berada di sungai tidak menyadari perubahan arus yang begitu cepat. Mereka tidak sempat menyelamatkan diri dan terseret arus yang kuat. Para mahasiswa lainnya yang berada di tepi sungai berusaha memberikan pertolongan, namun derasnya arus membuat upaya penyelamatan menjadi sulit dan berbahaya. Kejadian ini sontak membuat panik seluruh mahasiswa KKN dan warga sekitar yang berada di lokasi.
Mendapatkan laporan mengenai kejadian tersebut, tim SAR gabungan dari berbagai instansi segera diterjunkan ke lokasi kejadian. Tim SAR gabungan ini terdiri dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal, TNI, Polri, Basarnas, relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan, serta masyarakat setempat. Upaya pencarian dan penyelamatan dilakukan secara intensif dengan menyisir sepanjang aliran Sungai Genting.
Kondisi sungai yang keruh dan arus yang deras menjadi kendala utama dalam proses pencarian. Selain itu, kondisi geografis sungai yang memiliki banyak bebatuan dan pepohonan tumbang juga menyulitkan tim SAR dalam melakukan penyisiran. Meskipun demikian, tim SAR gabungan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan para korban.
Setelah beberapa jam melakukan pencarian, tim SAR gabungan berhasil menemukan empat mahasiswa dalam kondisi meninggal dunia. Keempat korban yang berhasil diidentifikasi adalah:
1. M. Labib Rizqi, seorang mahasiswa pria yang beralamat di Jalan Kihajar Dewantoro, Noyonta Antasari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Jenazah M. Labib Rizqi ditemukan sekitar pukul 16.00 WIB tidak jauh dari lokasi kejadian.
2. Rizka Amelia, seorang mahasiswi yang berasal dari Desa Panusuban, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang. Jenazah Rizka Amelia ditemukan sekitar pukul 17.30 WIB di sekitar bendungan Sungai Genting.
3. Syifa Nafilah, seorang mahasiswi yang beralamat di Dusun Gombong, Desa Warungpring, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang. Jenazah Syifa Nafilah ditemukan sekitar pukul 18.45 WIB tersangkut di bebatuan sungai.
4. Nabila Yulian Dessi, seorang mahasiswi yang berasal dari Desa Majasari, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Jenazah Nabila Yulian Dessi ditemukan sekitar pukul 20.00 WIB di hilir Sungai Genting.
Sementara itu, dua mahasiswa lainnya, yaitu Bima Pranawira (pria, alamat Jalan Diponegoro, Sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik) dan M. Jibril Asyarafi (pria, alamat Jalan Ratu Kalinyamat, Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara), masih dalam proses pencarian. Tim SAR gabungan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan kedua mahasiswa yang hilang tersebut. Pencarian dilakukan dengan memperluas area penyisiran hingga ke wilayah hilir Sungai Genting dan melibatkan berbagai peralatan, termasuk perahu karet, alat pendeteksi bawah air, serta anjing pelacak.
Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag., beserta jajaran pimpinan universitas segera mendatangi lokasi kejadian setelah menerima kabar duka tersebut. Rektor menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan berjanji akan memberikan dukungan penuh kepada mereka. Pihak universitas juga telah membentuk tim khusus untuk membantu proses identifikasi, pemakaman, dan memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga korban serta mahasiswa KKN yang selamat.
Musibah ini menjadi pukulan berat bagi UIN Walisongo Semarang dan seluruh civitas akademika. Rektor UIN Walisongo mengimbau kepada seluruh mahasiswa untuk selalu berhati-hati dan mengutamakan keselamatan saat beraktivitas di alam terbuka. Beliau juga menekankan pentingnya memperhatikan kondisi cuaca dan mengikuti arahan dari pihak berwenang sebelum melakukan kegiatan di sungai atau tempat-tempat wisata lainnya.
Kejadian tragis ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah daerah dan pengelola tempat wisata untuk meningkatkan sistem peringatan dini dan pengamanan di area sungai atau tempat-tempat yang berpotensi membahayakan. Sosialisasi mengenai keselamatan dan pentingnya menjaga lingkungan juga perlu ditingkatkan kepada masyarakat, khususnya para wisatawan.
Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan KKN yang melibatkan aktivitas di alam terbuka. Pihak universitas perlu memastikan bahwa kegiatan tersebut telah mempertimbangkan faktor keselamatan dan telah mendapatkan izin serta pengawasan dari pihak berwenang.
Semoga amal ibadah para korban diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan. Upaya pencarian terhadap dua mahasiswa yang masih hilang terus dilakukan dengan harapan dapat segera ditemukan dalam kondisi selamat. Aamiin.
Musibah ini juga menjadi sorotan bagi berbagai pihak, termasuk media massa dan masyarakat luas. Berita mengenai kejadian ini dengan cepat menyebar melalui berbagai platform media sosial dan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Banyak yang menyampaikan ucapan belasungkawa dan doa bagi para korban serta keluarga yang ditinggalkan.
Selain itu, banyak pula yang menyoroti mengenai pentingnya peningkatan kesadaran akan keselamatan saat beraktivitas di alam terbuka. Beberapa netizen bahkan mengkritik mengenai kurangnya pengawasan dan sistem peringatan dini di tempat-tempat wisata yang berpotensi membahayakan.
Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap potensi bahaya yang ada di sekitar kita. Alam memang indah dan menarik, namun kita juga harus selalu ingat bahwa alam juga memiliki kekuatan yang dapat membahayakan kita jika kita tidak berhati-hati.
Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kesadaran akan keselamatan dan selalu mengutamakan keselamatan diri dan orang lain saat beraktivitas di alam terbuka. Dengan demikian, kita dapat menikmati keindahan alam tanpa harus mengalami musibah yang tidak diinginkan.
Rep : Farras










