Tradisi Bersih Sendang Kuryo dan Sedekah Bumi Warnai Kegiatan Warga Desa Tunggu, Grobogan

- Jurnalis

Selasa, 13 Mei 2025 - 11:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Grobogan, 13 Mei 2025 – Mediaindonesiamaju.com Warga Desa Tunggu, Kecamatan,penawangan Kabupaten Grobogan, kembali melaksanakan tradisi tahunan Bersih Sendang Kuryo sebagai rangkaian dari peringatan Sedekah Bumi. Kegiatan ini merupakan warisan leluhur yang secara turun-temurun dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Sendang Kuryo, sebuah sumber mata air yang dianggap sakral, dibersihkan secara gotong royong oleh warga. Tradisi ini dikenal sebagai nguras sendang, yang diyakini sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur desa, khususnya Mbah Kuryo, sosok danyang atau penjaga gaib desa Tunggu.

Menurut Kang Jumain, salah satu tokoh masyarakat, tradisi ini bukan sekadar bersih-bersih, melainkan juga memiliki nilai spiritual yang mendalam. “Sendang Kuryo itu masih sakral. Kalau tidak diuri-uri (dirawat), bisa membawa kwalat,” ujarnya.

Baca Juga :  Jama'ah Sholat Idul Fitri di Masjid Islaqul Ahlaqiyah Desa Tunggu Penawangan Penuh Keakraban

Sehari setelah kegiatan bersih sendang, warga berkumpul di rumah Kepala Desa untuk melaksanakan upacara Sedekah Bumi. Acara ini ditandai dengan doa bersama dan tasyakuran, di mana setiap keluarga membawa panggang ayam lengkap sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan keselamatan.

Menariknya, acara ini juga dimeriahkan dengan hiburan rakyat, seperti pertunjukan rebana atau dangdut yang diselenggarakan melalui swadaya warga dengan iuran sebesar Rp15.000 per KK. “Desa Tunggu ini beda, hiburannya harus ada. Tapi tetap bernuansa Islami, karena kami juga basis Nahdlatul Ulama,” ungkap seorang warga sambil tersenyum.

Baca Juga :  Patroli dan Imbauan di Objek Wisata Istambul oleh Satbinmas Polres Demak

Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, namun juga mempererat tali persaudaraan antarwarga serta menanamkan nilai-nilai kehidupan damai dan gotong royong, sebagaimana yang diajarkan oleh para leluhur dan tokoh agama.

Berbeda dengan desa lain di wilayah desa masing masing ada yang lebih memilih hiburan seperti tayub, ketoprak, atau wayang, Desa Tunggu memilih pendekatan religius agar suasana tetap kondusif dan penuh keakraban.

(Rep: PJ. S)

Berita Terkait

Bupati Simalungun Terima Penghargaan Sahabat Pers Indonesia dari SMSI
Pemkab Simalungun Komitmen Dukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto
Solidaritas Jurnalis Palu Menguat di Sidang Praperadilan Hendly Mangkali
PSHT Pusat Madiun Kabupaten Semarang Ikut Laksanakan Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-117
Mahasiswa Doktor UPI dan Dosen UNNES Ikuti Joint Conference on Citizenship Education di Thailand, Perkuat Kerja Sama Riset Global
Mavia Penyalahguna Pupuk Bersubsidi Masih Marak Di Blora.
Oknum Kiyai Diduga Cabuli Beberapa Santri,Di pondok pesantren Al kausar Desa waru kecamatan mranggen Kabupaten Demak
3 Oknum Polsek Wonokromo Dilaporkan ke Propam, Diduga Terlibat Pemerasan terhadap Karyawan Toko Bogajaya

Berita Terkait

Rabu, 21 Mei 2025 - 22:47 WIB

Bupati Simalungun Terima Penghargaan Sahabat Pers Indonesia dari SMSI

Rabu, 21 Mei 2025 - 21:56 WIB

Pemkab Simalungun Komitmen Dukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto

Rabu, 21 Mei 2025 - 20:46 WIB

Solidaritas Jurnalis Palu Menguat di Sidang Praperadilan Hendly Mangkali

Rabu, 21 Mei 2025 - 17:36 WIB

PSHT Pusat Madiun Kabupaten Semarang Ikut Laksanakan Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-117

Rabu, 21 Mei 2025 - 16:51 WIB

Mahasiswa Doktor UPI dan Dosen UNNES Ikuti Joint Conference on Citizenship Education di Thailand, Perkuat Kerja Sama Riset Global

Berita Terbaru