Grobogan, 13 Mei 2025 – Mediaindonesiamaju.com Warga Desa Tunggu, Kecamatan,penawangan Kabupaten Grobogan, kembali melaksanakan tradisi tahunan Bersih Sendang Kuryo sebagai rangkaian dari peringatan Sedekah Bumi. Kegiatan ini merupakan warisan leluhur yang secara turun-temurun dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Sendang Kuryo, sebuah sumber mata air yang dianggap sakral, dibersihkan secara gotong royong oleh warga. Tradisi ini dikenal sebagai nguras sendang, yang diyakini sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur desa, khususnya Mbah Kuryo, sosok danyang atau penjaga gaib desa Tunggu.
Menurut Kang Jumain, salah satu tokoh masyarakat, tradisi ini bukan sekadar bersih-bersih, melainkan juga memiliki nilai spiritual yang mendalam. “Sendang Kuryo itu masih sakral. Kalau tidak diuri-uri (dirawat), bisa membawa kwalat,” ujarnya.
Sehari setelah kegiatan bersih sendang, warga berkumpul di rumah Kepala Desa untuk melaksanakan upacara Sedekah Bumi. Acara ini ditandai dengan doa bersama dan tasyakuran, di mana setiap keluarga membawa panggang ayam lengkap sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan keselamatan.
Menariknya, acara ini juga dimeriahkan dengan hiburan rakyat, seperti pertunjukan rebana atau dangdut yang diselenggarakan melalui swadaya warga dengan iuran sebesar Rp15.000 per KK. “Desa Tunggu ini beda, hiburannya harus ada. Tapi tetap bernuansa Islami, karena kami juga basis Nahdlatul Ulama,” ungkap seorang warga sambil tersenyum.
Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, namun juga mempererat tali persaudaraan antarwarga serta menanamkan nilai-nilai kehidupan damai dan gotong royong, sebagaimana yang diajarkan oleh para leluhur dan tokoh agama.
Berbeda dengan desa lain di wilayah desa masing masing ada yang lebih memilih hiburan seperti tayub, ketoprak, atau wayang, Desa Tunggu memilih pendekatan religius agar suasana tetap kondusif dan penuh keakraban.
(Rep: PJ. S)