Sutikno Petani Kajar tegar berjuang suarakan “Save Air Muria” Tinggalkan Jejak Yang Baik, kelak akan dikenang anak cucu hingga ratusan tahun lamanya

- Jurnalis

Wednesday, 11 September 2024 - 16:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MIM,11 September 2024

Kudus, Mediaindonesiamaju.com, mayoritas Petani di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berharap ada solusi atas masalah pemanfaatan air dari Pegunungan Muria dengan pembagian secara adil dan merata agar petani tetap bisa bercocok tanam.

Salah satunya adalah Sutikno Petani gurem asal desa Kajar yang berniat akan terus menyuarakan “Save Air Muria” pasalnya Sejak ada eksploitasi air Pegunungan Muria secara besar-besaran, untuk kepentingan bisnis melalui Tangki tangki air dijual ke bawah , sektor pertanian terkena dampaknya karena petani tidak bisa tanam seperti biasanya,” kata Sutikno, petani asal Desa Kajar saat ditemui seusai beraudiensi dengan Kepala Dinas PUPR Kudus Kabupaten Kudus, Selasa , (9/9)

Sutikno menerangkan sebelum ada praktek penjualan air melalui Tangki kata dia, dirinya bisa menanam hingga tiga kali musim tanam, namun saat ini untuk bisa menanam pada musim tanam ketiga harus mengandalkan air hujan, sedangkan dari air yang bersumber dari pegunungan sudah tidak bisa diharapkan.

Beberapa kali menanam tanaman kacang tanah pada musim tanam ketiga, kata dia, gagal terus karena air pegunungan yang biasanya bisa dimanfaatkan untuk pengairan tanaman ternyata tidak bisa, sedangkan air hujan yang diperkirakan bisa untuk mengairi ternyata prediksinya juga meleset.

Produktivitas tanaman kacang yang seharusnya bisa mencapai 2 ton, karena kurangnya ketersediaan air irigasi produksinya menurun drastis dengan hanya menghasilkan 1,3 kuintal.

Untuk itulah, kata dia, petani berharap ada pembagian dalam pemanfaatan air dari pegunungan, baik untuk petani, rumah tangga maupun untuk kepentingan usaha.

Baca Juga :  Iklan

Meski pelarangan penjualan air permukaan secara ilegal sudah beberapa tahun lalu diterapkan, faktanya masih juga pengusaha yang melakukan bisnis illegalnya , dan ironisnya pemerintah tidak melakukan tindakan hukum apapun, akibatnya masyarakat kehilangan hak dasarnya, petani Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih kesulitan mengairi sawah mereka.

“Sawah kami di bawah Desa Colo tidak memperoleh air, karena semua mata air sudah terpakai untuk kebutuhan warga di sana [Desa Colo] serta para penjual air. Sawah kami kering saat ini dan tak bisa lagi menanam,”

Desa Kajar terletak 3,2 kilometer dari Desa Colo di kawasan Gunung Muria yang memasok air bersih itu berada di Sungai Tambak Lulang termasuk sistem daerah aliran sungai (DAS) Logung Sungai Juwana.

Sejak tahun 2017, Sutikno tak lagi menanami sawahnya, karena sungai mengering meski sudah ada pelarangan penjualan air. Kondisi itu membuatnya meninggalkan lahan sawah yang telah disewa dan kini beralih menggarap perkebunan kopi milik mertuanya yang berada di Desa Colo.

Menurut dia terdapat sepuluh hingga 15 mata air di lima lembah Gunung Muria, yaitu Jurang Kulon, Seluman, Gunturan Ombo, dsb

Rabu (8/11/2017). Tim gabungan yang melakukan penertiban berasal dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Satpol PP Kudus dan Provinsi Jateng, Dishub Kudus, serta Polres Kudus. Dalam penutupan tempat usaha penjualan air pegunungan tersebut, tim gabungan dibagi menjadi empat tim karena lokasinya tersebar di lima desa, namun tidak berdaya guna dan berhasil guna maksimal, tegas sutikno

Baca Juga :  45 Tahun Mengabdi di Kementerian PUPR, Basuki Resmi Pamit

Terkait dengan usahanya untuk melaksanakan hak konstitusionalnya sebagai warga masyarakat mendapatkan informasi publik , dirinya mengaku membuat surat permohonan Audensi kepada Dinas PUPR Kudus, namun dirinya sangat menyayangkan yang terjadi diluar ekspektasinya, dirinya tidak menduga audensinya dikawal puluhan warga desa Kajar, namun yang disayangkan warga yang hadir sudah terdoktrin seolah saya menolak dan menuntut penutupan ABT yg sudah ada, saya tegaskan ini salah ” terang Sutikno,
Sebagai salah satu pihak yang di klaim tidak setuju dengan pembangunan ABT di Desa Kajar, Sutikno mengatakan bahwa dirinya sebenarnya tidak menolak program sumur ABT.

“Bukan menolak programnya, tapi kenapa sumber mata air yang sudah lebih dari cukup, kenapa ABT-nya yang dibuat, sama-sama pakai anggaran, kenapa tidak menata itu (aliran air yang sudah ada),” ujarnya
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana anak cucu saya nantinya , ketika eksploitasi jutaan liter air permukaan terus diperjualbelikan secara ilegal , sementara pemerintah malah membuat program sumur ABT ? Pihaknya berharap pemerintah mengevaluasi terkait penataan air di wilayah Desa Kajar dan sekitarnya , Pemerintah wajib memecahkan masalah dan mendapatkan solusinya, karena air tidak akan pernah tergantikan oleh apapun, biarlah saya dicibir dan dicap apapun oleh banyak orang, kelak generasi mendatang akan mengenang perjuangannya untuk terus-menerus menyuarakan “asave Air Muria” harapnya (**)

Berita Terkait

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas
Polemik Angkutan Batu Bara, DPRD Paser Tetap Minta Utamakan Kepentingan Masyarakat
Kasus Suap Hakim PN Surabaya Berawal dari Kecurigaan Vonis Bebas Ronald Tannur
Ahmad Luthfi Angkat Suara soal Isu Benturan TNI-Polri di Pilgub Jateng
Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit
Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna Perdana Hari Ini
Riset Microsoft: Ada 600 Juta Serangan Siber per Hari, Password Jadi Target Utama
Prabowo Bakal Terbitkan Perpres untuk Hapus Utang 6 Juta Petani dan Nelayan
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Thursday, 24 October 2024 - 17:37 WIB

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas

Thursday, 24 October 2024 - 13:58 WIB

Polemik Angkutan Batu Bara, DPRD Paser Tetap Minta Utamakan Kepentingan Masyarakat

Thursday, 24 October 2024 - 10:03 WIB

Kasus Suap Hakim PN Surabaya Berawal dari Kecurigaan Vonis Bebas Ronald Tannur

Thursday, 24 October 2024 - 10:00 WIB

Ahmad Luthfi Angkat Suara soal Isu Benturan TNI-Polri di Pilgub Jateng

Thursday, 24 October 2024 - 09:51 WIB

Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit

Berita Terbaru

Berita

Pemkot Salurkan Bansos Sembako Ratusan Lansia dan Disabilitas

Thursday, 24 Oct 2024 - 17:37 WIB

Berita

Ekonomi Sulit, Pedangang Menjerit

Thursday, 24 Oct 2024 - 09:51 WIB