Mantan Hakim Terpidana Suap Kembali Diangkat Jadi ASN, MA Tuai Kritik Tajam

- Jurnalis

Rabu, 27 Agustus 2025 - 08:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MIM, Jakarta 27 Agustus 2025

Jakarta,Mediaindonesiamaju.com– Mahkamah Agung (MA) baru saja memperingati 80 tahun berdirinya dengan tagline “Peradilan Bermartabat – Negara Berdaulat”. Namun, di tengah momentum itu, keputusan MA mengangkat kembali Itong Isnaeni Hidayat—mantan hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang pernah divonis 5 tahun penjara karena menerima suap—sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di PN Surabaya, menuai sorotan tajam.

Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin seorang terpidana kasus korupsi, terlebih hakim yang terjerat operasi tangkap tangan (OTT) KPK, bisa kembali bekerja di institusi peradilan bahkan di tempat ia dahulu melakukan pelanggaran?

Pertentangan Aturan

Mengacu pada UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, syarat menjadi ASN adalah tidak pernah dipidana penjara dua tahun atau lebih. Fakta bahwa Itong divonis 5 tahun penjara dalam kasus suap, jelas menimbulkan kontradiksi serius terhadap pengangkatannya kembali.

Baca Juga :  Dandim Pemalang Hadiri Launching Kegiatan APBD Kabupaten Pemalang Tahun 2025  

Korupsi: Luka dalam Tubuh Peradilan

Kasus Itong bukan pelanggaran ringan. Ia ditangkap tangan KPK karena menerima suap untuk mengatur putusan perkara. Majelis Kehormatan Hakim saat itu juga menegaskan perbuatannya mencederai marwah kehakiman dan melanggar kode etik berat. Seorang hakim, simbol keadilan, justru memperdagangkan putusan di meja hijau—sebuah pengkhianatan terhadap hukum sekaligus kepercayaan publik.

Pesan Buruk untuk Publik

Keputusan MA ini menimbulkan dampak berlapis:

  • Bagi hukum: aturan yang seharusnya jelas terkesan bisa dilonggarkan demi memberi ruang bagi pelanggar.
  • Bagi masyarakat: kepercayaan terhadap peradilan kian runtuh. Jika mantan koruptor bisa kembali ke pengadilan, di mana letak integritas hukum?
  • Bagi aparat internal: pesan yang muncul justru berbahaya, bahwa pelanggaran berat sekalipun masih bisa “dimaafkan” dengan jabatan baru.
Baca Juga :  Komitmen Peduli Sosial, Ormas 234 SC DPC Pemalang dan WPSP Gelar Jum'at Berkah Berbagi

Integritas Bukan Barang Murah

Pengadilan seharusnya menjadi benteng terakhir keadilan. Namun, ketika mantan hakim koruptor kembali diangkat sebagai ASN, benteng itu justru retak. Alih-alih memperkuat integritas di momen peringatan 80 tahun, MA justru mencatat preseden buruk yang berpotensi merusak marwah lembaga peradilan.

Masyarakat kini berhak bertanya: apakah ini bentuk “rehabilitasi” yang dimaksud, atau justru tamparan keras bagi upaya pemberantasan korupsi di negeri ini?

Penutup

Integritas adalah syarat mutlak bagi tegaknya hukum. Tanpa integritas, hukum hanya menjadi prosedur kosong yang bisa diperjualbelikan. Jika lembaga setinggi MA saja mengabaikan aturan dan etika, maka pesan yang sampai ke publik jelas: perang melawan korupsi tidak pernah dijalankan dengan sungguh-sungguh.

Dan ketika masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap martabat pengadilan, itu berarti salah satu pilar utama negara hukum sedang goyah.

 

Rep_ Fiqih

Berita Terkait

Tuntutan Warga Banjarsari soal Pembongkaran Lapangan Futsal Berakhir Damai Lewat Musyawarah  
Pisah Sambut Dandim 0717/Grobogan Berlangsung Khidmat dan Penuh Makna  
Warga Geyer Siap Tempuh Jalur Hukum, Diduga Jadi Korban “Mafia Perbankan” Libatkan Oknum Pegawai BRI Unit Geyer
Diduga Ada Udang di Balik Batu, Berdirinya Paguyuban Pathok Jogo Joyo Kusumo Disorot Publik  
Kuasa Hukum Muslimin Soroti Kinerja Penyidik Satreskrim Polres Pekalongan
Diduga Alami Pemerasan Oknum Polda Jateng, Saudara A Warga Batang Jawa Tengah Mengadu ke Media
DPC PWRI Lampung Selatan dan SMK Muhammadiyah Waysulan Resmi Tandatangani MOU Kerjasama Pendidikan-Jurnalistik
Ketua Pasoepati Nusantara Jaya Sampaikan Pentingnya Media Sosial dalam Dunia Jurnalistik di Acara Dialog Nasional, Refleksi Akhir Tahun 2025 “MEDIA BARU MENUJU PERS SEHAT” di Hadapan Dewan Pers

Berita Terkait

Selasa, 16 Desember 2025 - 20:11 WIB

Tuntutan Warga Banjarsari soal Pembongkaran Lapangan Futsal Berakhir Damai Lewat Musyawarah  

Selasa, 16 Desember 2025 - 18:43 WIB

Pisah Sambut Dandim 0717/Grobogan Berlangsung Khidmat dan Penuh Makna  

Selasa, 16 Desember 2025 - 15:34 WIB

Warga Geyer Siap Tempuh Jalur Hukum, Diduga Jadi Korban “Mafia Perbankan” Libatkan Oknum Pegawai BRI Unit Geyer

Selasa, 16 Desember 2025 - 12:02 WIB

Diduga Ada Udang di Balik Batu, Berdirinya Paguyuban Pathok Jogo Joyo Kusumo Disorot Publik  

Selasa, 16 Desember 2025 - 08:25 WIB

Kuasa Hukum Muslimin Soroti Kinerja Penyidik Satreskrim Polres Pekalongan

Berita Terbaru