MIM,Jawa Tengah 28 Juni 2025
Pekalongan,Mediaindonesiamaju.com– Tri Maharani, ahli taksinologi ular berbisa dari Kementerian Kesehatan, meninjau kondisi Rafa, bocah asal Pekalongan yang sudah berhari-hari tak sadarkan diri setelah digigit ular weling saat tidur di rumahnya. Kunjungan dilakukan langsung ke ruang ICU RSI Pekajangan pada Sabtu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Tri menyebutkan bahwa kondisi Rafa menunjukkan perkembangan meski masih memerlukan proses pemulihan lebih lanjut. “Tadi pagi saya jam tiga menjenguk. Yang kemarin sempat kaki bergerak-gerak, tadi malam belum ada lagi. Tapi urinnya yang sebelumnya merah kehitaman, sekarang sudah jernih kuning. Butuh progres lagi,” ungkap Tri usai menjadi pembicara dalam Sosialisasi Tata Laksana Penanganan Kegawatdaruratan Gigitan Ular di RSI Pekajangan.
Menurut Tri, proses penyembuhan pasca gigitan ular berbisa memang tidak instan. Ia menekankan bahwa pemulihan tergantung pada respon tubuh korban dan bisa memakan waktu. “Ini nggak bisa satu atau dua hari sembuh, memang butuh waktu. Tapi peluang untuk sembuh masih cukup besar,” jelasnya.
Tri mencontohkan kasus serupa yang pernah terjadi di Kulon Progo, di mana korban yang juga anak-anak berhasil sembuh dan kembali bersekolah setelah digigit ular berbisa. Ia berharap hal serupa bisa terjadi pada Rafa. “Ke depannya kalau bisa pasien ini kita bantu supaya bisa melewati masa-masa komanya, dan dia tidak mengalami sekuel kecacatan, bisa sekolah lagi,” tambahnya.
Saat ini, Rafa telah menerima penanganan antivenom, dan tim medis berharap seluruh organ tubuhnya bisa kembali berfungsi normal. “Kita berharap kelumpuhan pada organ-organ itu bisa pulih, sehingga kerusakan akibat venom dapat teratasi,” ujar Tri.
Sebelumnya diberitakan, Rafa digigit ular weling saat tertidur di kamarnya. Ia sempat dibawa ke RSUD Kajen dan menjalani serangkaian tindakan medis, namun pihak rumah sakit kemudian memulangkannya. Dalam perjalanan pulang, Rafa mengalami kejang-kejang dan akhirnya dirujuk ke RSI Pekajangan.
Keluarga korban menuding RSUD Kajen telah melakukan kesalahan diagnosis yang memperburuk kondisi Rafa. Sementara itu, pihak RSUD Kajen membantah tuduhan tersebut dan menyatakan telah menangani pasien sesuai dengan prosedur medis yang berlaku.
Kasus ini kini menjadi sorotan publik, mendorong evaluasi terhadap penanganan medis terhadap korban gigitan ular berbisa, terutama di wilayah yang rawan kejadian serupa.
Rep_Fq